Maraknya permainan digital atau yang dikenal dengan sebutan game memang sudah berlangsung lama, dari satu teknologi ke teknologi baru lainnya. Namun, keasyikan bermain game ini diiringi dengan permasalahan baru yang disebut gaming burnout. Semakin banyak yang merasakannya bersamaan dengan meningkatnya tren video game memasuki periode awal pandemi COVID-19 di awal 2020.
Para gamers kemudian memiliki waktu untuk memainkan video game dengan adanya peraturan lockdown dan himbauan untuk beraktivitas di rumah saja. Hal ini diduga menjadi penyebab banyaknya yang mengalami gaming burnout. Yuk, kenali gaming burnout agar bisa mengatasinya.
1. Apa itu gaming burnout?
Gaming burnout merupakan perasaan letih dan terkuras dari bermain game yang menyebabkan kamu tidak memiliki gairah untuk melanjutkan dan menyelesaikan game yang dimainkan. Bahkan, gaming burnout dapat menyebabkan perasaan yang membuatmu tidak bisa menemukan game yang cocok untuk dinikmati.
https://skatermahjong.org/
https://mediabacklink.net/
https://www.linkgame.ac.id/
https://seomahjong.id/
https://linkmahjong.id/
https://bonanzacasino.id/
Akhirnya, kamu hanya bisa melompat dari satu game ke game lainnya tanpa dapat menikmati game tersebut sepenuhnya. Dengan begitu, kamu bisa rugi waktu dan rugi uang yang digunakan untuk membeli game berbayar.
2. Perbedaan gaming burnout dan burnout biasa
Mungkin kamu sudah sering mendengar atau merasakan sendiri burnout ketika bekerja atau belajar. Nah, gaming burnout memiliki definisi yang dikhususkan untuk burnout yang dirasakan ketika bermain game.
Dilansir dari Esports Healthcare, gaming burnout merupakan istilah turunan dari fenomena burnout pada banyak orang. Burnout sendiri merupakan perasaan lelah dan terkunci dari inspirasi atau motivasi akibat dari bekerja atau belajar yang berlebihan. Hal tersebut juga berlaku bagi banyak orang yang terekspos dengan aktivitas gaming berlebih.
3. Penyebab terjadinya gaming burnout
Selain intensitas dan waktu yang berlebih dalam bermain game, Esports Healthcare juga menjelaskan bahwa tekanan dari dalam diri sendiri untuk mencapai suatu pencapaian atau level dalam sebuah game dapat memicu kelelahan yang berujung dengan gaming burnout.
Selain itu, ekspektasi komunitas gamers, teman-teman, atau pengikut media sosialmu terhadap perjalananmu dalam bermain game juga dapat memicu gaming burnout, lho. Kamu akan merasa perlu memenuhi ekspektasi mereka atau sekadar untuk mengikuti tren gaming yang sedang heboh hingga akhirnya mengakibatkan stres dan burnout.
4. Gejala gaming burnout
Hal yang banyak dirasakan oleh para gamers yang mengalami gaming burnout adalah hilangnya ketertarikan dan rasa senang terhadap game yang sebelumnya kamu senangi. Dengan begitu, kamu akan mencari-cari game lain yang bisa mengembalikan perasaan senang tersebut. Alih-alih menemukannya, kamu justru akan merasa lelah dan tidak puas.
Selanjutnya, kamu merasa tidak dapat memberikan penampilan terbaik dalam game tersebut dan lebih memilih untuk bermain dengan tujuan untuk menyelesaikannya secepat mungkin. Alhasil, kamu tidak dapat menikmati game tersebut sepenuhnya.
5. Cara mengatasi gaming burnout
Seperti burnout pada umumnya, hal utama yang perlu dilakukan adalah rehat sejenak dari aktivitas gaming. Ganti waktu gaming-mu dengan aktivitas lainnya, beri waktu agar kamu bisa merindukan sensasi bermain game dan menemukan motivasi untuk kembali menikmati game yang kamu tinggalkan.
Beri batasan durasi ketika bermain game sehingga kamu terhindar dari perasaan jenuh. Selain itu, membaca forum diskusi game yang sedang kamu mainkan dapat memberikan rasa penasaran dan kesenangan dari para gamers lainnya. Di atas semua cara tadi, yang paling penting adalah menjatahkan waktu tidur, karena pada dasarnya burnout juga disebabkan oleh kelelahan fisik dan pikiran.
Gaming burnout dapat terjadi pada siapa saja, tidak memandang profesionalitas seorang gamer. Bahkan, gamer profesional justru lebih rentan untuk mengalaminya. Yuk, mulai sadari apabila kamu merasakan gejala-gejala gaming burnout agar dapat langsung diatasi. Namun, jika gejala tidak kunjung membaik, kamu disarankan untuk menemui tenaga kesehatan profesional, ya!